Perluasan wilayah dan pengembangan struktur (Bani Umayyah)

c. Usaha Perluasan Wilayah ke Timur

Usaha perluasan wilayah terus dilakukan, bahkan lebih intensif lagi, terutama pada masa pemerintahan Khalifah al-Walid bin Abdul Malik (50-96 H/668-715 M) yang melakukan perluasan wilayah ini hingga mencapai Eropa. Berikut uraian singkatnya.

  1. . Penaklukan Asia Tengah

Wilayah Asia Tengah di kepulauan Transoxania, tanah air bangsa Turki terdiri dari beberapa kerajaan kecil, seperti Balkh, Bukhara, Farghana dan Khawarizm. Kerajaan-kerajaan kecil ini selama masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah seringkali mengganggu aktifitas politik pemerintahan. Untuk menyelesaikan gangguan tersebut, pemerintah Bani Umayyah pernah mengirim Yazid bin Muhallab, tetapi karena ia dipandang oleh Hajjaj bin Yusuf tidak mampu mengatasi persoalan tersebut, Hajjaj memecat dari jabatannya sebagai panglima militer di wilayah tersebut. Kemudian Hajjaj mengutus Qutaibah bin Muslim Al Bahily menggantikan kedudukannya sebagai panglima militer.

Setelah menjadi panglima yang diberi kepercayaan oleh Hajjaj bin Yusuf, Qutaibah bin Muslim berhasil mengatasi berbagai pemberontakan dan gejolak sosial politik di wilayah Asia Tengah. Wilayah-wilayah yang melakukan perlawanan tersebut kemudian dikuasai dan menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Bani Umayyah. Usaha penyerangan pertama dilakuka Qutaibah ke wilayah Balkh ibu kota Turkistan pada tahun 705 M. kota tersebut dapat dikuasai dengan mudah. Raja-raja di negeri ini menyerah kepada Qutaibah dan menyatakan bersedia membayar pajak kepada pemerintah pusat di Damaskus.

Selesai menaklukkan Turkistan, Qutaibah melanjutkan penaklukan ke wilayah Bukhara. Setelah melalui pertempuran kecil, Qutaibah berhasil menguasai negeri Bukhara tersebut. Kemudian sekitar tahu 710 M, Qutaibah menyeberangi selat Oxus dan berhasil mengalahkan raja Khawarizm.

Ketika mendengar adanya gerakan pemberontakan di wilayah Khurasan, ia kembali ke Khurasan dan berhasil mengatasi para oemberontak yang ingin memisahkan diri dari pemerintahan dinasti Bani Umayyah. Selama lebih kurang dua tahun, Qutaibah berhasil menguasai dan menaklukkan wilayah Timur lainnya. Sehingga seluruh kota di wilayah Farghana dan perbatasan daratan Cina dapat dikuasainya dan menjadi wilayah jajahan dinasti Bani Umayyah. Kemudian pada tahun 714 M Qutaibah melakukan serangan ke negeri Cina Turkistan dan berhasil menguasai kota Yashgar. Namun setelah kematian Khalifah al-Walid pada tahun 96 H/715 M, wilayah ini melepaskan diri dari pemerintahan dinasti Bani Umayyah. Usaha merebut kota ini kemudian dilanjutkan pada masa-masa pemerintahan islam lainnya.

2. Penaklukan kembali wilayah Afrika Utara

Pada masa-masa khalifah sebelumnya, terutama masa Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M), beberapa wilayah Afrika Utara berhasil dikuasai oleh pasukan Uqbah bin Nafi’ dan panglima Abul Muhajir. Namun setelah pergantian kekhalifahan di Damaskus, wilayah Afrika Utara melepaskan diri. Bangsa Barbar terus melakukan gerakan pemberontakan untuk melepaskan diri dari pemerintah dinasti Bani Umayyah. Usaha untuk tetap mempertahankan wilayah Afrika Utara yang dianggap sangat penting bagi pemerintahan dinasti Bani Umayyah ini terus dilakukan, khususnya pada masa pemerintahan al-Walid bin Abdul Malik. Untuk mengatasi berbagai pemberontakan yang terjadi di wilayah ini, khalifah Walid bin Abdul Malik mengirim pasukan di bawah pimpinan Musa bin Nusair. Selqin sebagai panglima, Musa bin Nusair juga menjabat sebagai gubernur di wilayah Afrika Utara.

Berbagai gangguan dan gerakan pembwrontakan yang dilakukan suku Barbar dan orang-orang Romawi dapat diatasi oleh Musa bin Nusair. Sehingga beberapa wilayah Laut Tengah dapat dikuasai, seperti Mayorca, Ivica, dan Wilayah perbatasan Spanyol. Keberhasilan Musa bin Nusair menguasai wilayah Afrika Utara membuka jalan bagi tentara Islam untuk menaklukkan wilayah Spanyol di Eropa.

.

2 thoughts on “Perluasan wilayah dan pengembangan struktur (Bani Umayyah)

Leave a comment